Ketegangan geopolitik akibat serangan AS ke Iran mengguncang pasar kripto. Bitcoin sempat anjlok, investor mulai bersikap defensif.
Serangan AS ke Iran Buat Pasar Kripto Terguncang
Pasar keuangan global kembali goyah pada Senin, 23 Juni 2025. Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir Iran, memicu ketegangan baru di kawasan Timur Tengah. Presiden Donald Trump mengklaim bahwa serangan tersebut menghancurkan fasilitas bawah tanah Iran, meski belum ada bukti kuat dari citra satelit atau analisis independen. Hal ini membuat Pasar Kripto Terguncang.
Efek Langsung: Bitcoin Sempat Jatuh di Bawah USD 100.000
Serangan tersebut langsung mengguncang pasar kripto. Harga Bitcoin sempat turun tajam ke bawah USD 100.000, sebelum akhirnya stabil di kisaran USD 100.500–USD 101.400. Investor khawatir konflik akan berdampak lebih luas, terutama terhadap pasokan minyak dunia.
Pasar Kripto Terguncang: Saham dan Komoditas Ikut Terpengaruh
Indeks saham AS seperti S&P 500 futures mengalami tekanan. Di sisi lain, harga minyak melonjak mendekati USD 76 per barel, naik hampir 4%. Saham perusahaan energi dan pertahanan seperti Chevron, Exxon Mobil, Lockheed Martin, dan Northrop Grumman mulai mencuri perhatian.
Namun, koreksi bisa terjadi jika ketegangan mereda dan pasokan minyak tidak terganggu secara nyata.
Arah Pasar Kripto Terguncang Masih Defensif
Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, menyebut pasar kripto dan saham AS masih bersikap defensif. Meskipun begitu, sejumlah aset mulai stabil. Bitcoin perlahan pulih, sementara altcoin seperti Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan Solana (SOL) juga mengalami rebound.
Menurut Fahmi, investor kini lebih berhati-hati sambil memantau potensi eskalasi. Selat Hormuz menjadi perhatian karena potensi blokade oleh Iran, yang bisa berdampak besar pada perdagangan minyak global.
Fokus Investor: Risiko Geopolitik dan Inflasi
Investor juga mulai memperhitungkan efek lanjutan dari konflik. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah peningkatan inflasi akibat anggaran perang AS yang bisa melonjak. Apalagi, konflik Rusia-Ukraina belum selesai, dan negosiasi dagang AS-China belum menemukan jalan keluar.
Donald Trump bahkan mengancam menaikkan tarif bagi mitra dagang utama bulan depan. Semua ini menciptakan ketidakpastian tinggi terhadap arah inflasi dan ekonomi global.
Bitcoin Tahan Guncangan, Pertanda Pasar Mulai Kuat?
Meski sempat jatuh, Bitcoin berhasil bertahan di atas USD 100.000. Hal ini menandakan ketahanan pasar yang semakin matang. Jika The Fed menurunkan suku bunga pada September dan inflasi tetap terkendali, pasar kripto berpeluang menguat kembali.
Fahmi menilai tren saat ini bisa menjadi dasar bagi reli baru di kuartal akhir tahun, terutama jika ada katalis positif dari sisi makroekonomi.
Kesimpulan: Investor Perlu Waspada, Tapi Jangan Panik
Ketegangan geopolitik memang menciptakan guncangan jangka pendek. Namun, investor tetap bisa menyusun strategi untuk memaksimalkan peluang. Penting untuk tetap tenang, diversifikasi aset, dan memantau kebijakan ekonomi global secara aktif.