
Wamenlu Arif Havas Oegroseno menilai absennya Dubes RI untuk AS tidak akan mempengaruhi negosiasi tarif AS yang dipimpin Airlangga Hartarto.
Wamenlu: Absennya Dubes RI untuk AS Tak Pengaruhi Negosiasi Tarif
Jakarta – Wakil Menteri Luar Negeri RI atau Wamenlu, Arif Havas Oegroseno, menilai kosongnya jabatan duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) tidak akan memengaruhi negosiasi tarif AS. Havas menyatakan bahwa tim delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, cukup mumpuni untuk menangani pertemuan tingkat tinggi ini.
“Negosiasi ini sudah berada pada level tinggi, jadi tidak masalah meskipun Dubes untuk AS kosong,” ujar Havas dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (7/4/2025).
Jabatan Dubes yang Masih Kosong
Havas menjelaskan bahwa kekosongan jabatan tersebut disebabkan oleh pergantian pemerintahan. Meski demikian, ia tetap optimis bahwa negosiasi akan berjalan dengan lancar. Havas juga menyebutkan bahwa terlalu dini untuk memprediksi hasil dari negosiasi terkait tarif AS.
Paket Negosiasi Indonesia
Pemerintah Indonesia sudah mempersiapkan beberapa paket negosiasi untuk pertemuan dengan AS yang akan digelar di Washington D.C. Salah satu isu penting adalah kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan oleh AS.
Airlangga Hartarto menilai diplomasi adalah solusi terbaik. Ia menyatakan bahwa Indonesia tidak akan melakukan retaliasi, melainkan mencoba menyelesaikan masalah melalui jalur diplomasi yang saling menguntungkan.
Pertemuan dengan Negara ASEAN
Untuk menyamakan sikap, Indonesia akan bertemu dengan negara-negara ASEAN pada 10 April 2025. Airlangga menyatakan bahwa komunikasi dengan negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Kamboja sedang dilakukan untuk merumuskan posisi bersama.
Langkah Strategis yang Ditempuh
Indonesia telah merencanakan langkah-langkah strategis, termasuk pengajuan revitalisasi perjanjian kerja sama perdagangan dan investasi (TIFA). TIFA yang ditandatangani pada 1996 perlu diperbaharui agar lebih relevan.
Indonesia juga akan menawarkan proposal deregulasi Non-Tariff Measures (NTMs) di sektor teknologi informasi dan komunikasi. Evaluasi terhadap pembatasan ekspor dan impor barang AS juga akan dilakukan.
Meningkatkan Impor dan Investasi dari AS
Indonesia berencana meningkatkan impor dan investasi dari AS, khususnya di sektor migas. Airlangga mengatakan Indonesia akan membeli lebih banyak migas dari AS untuk memperbaiki neraca perdagangan.
Insentif Fiskal dan Non-Fiskal
Pemerintah juga menyiapkan insentif fiskal dan non-fiskal. Strategi ini termasuk penurunan bea masuk, pajak penghasilan impor (PPh), dan pajak pertambahan nilai impor (PPN) untuk mendorong produk-produk AS masuk ke Indonesia.
Kesimpulan
Dengan langkah-langkah yang telah dipersiapkan, Indonesia berharap dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan dalam negosiasi tarif ini. Dukungan negara-negara ASEAN juga diharapkan memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi kebijakan AS.